-AZZURRI-

langit biru mengharu... menggapai bulir-bulir rindu nan syahdu..

Saturday, February 17, 2007

Menangislah... karena kita manusia.


Di hari yang spesial itu. Kulihat jam dinding sudah menunjukkan pukul 09.00. Kurebahkan tubuhku pada kasur. Dengan niatan energiku terkumpul kembali sehingga menjadi segar. Sisa –sisa begadang tadi malam masih terasa. Ngantuk rasanya, apalagi suasana di pagi itu sangat mendukung. Agak dingin, karena sekarang sudah memasuki musim penghujan. Walaupun,di pagi itu tidak hujan, tidak juga cerah. Sedang berawan nampaknya.

Sebelum kedua kelopak mataku terkatup, tiba-tiba dering Hanphone ku berteriak, tanda ada telpon masuk ke dalam Hpku. Kulihat dilayar bertuliskan Abi-Ummi,Oh.. bapak-ibuku menelponku, ada apa gerangan?? Ku angkat,dan ternyata suara ibuku. Tanpa basa-basi ibu langsung mengucapkan : selamat ulang tahun, Ri.. kujawab dengan suara yang agak keras walaupun posisiku sedang berbaring juga masih ngantuk di atas kasur “terima kasih bu…” dialogpun terjadi, kabarku dan kabar keluarga di sekayu juga ku tanyakan… tentunya...


Ya…itu telpon pertama di pagi ini. Kulanjutkan rencanaku semula untuk kembali mengatupkan kedua kelopak mataku..Ngantuk masih menyergap tubuhku. Akhirnya,..antara sadar tidak..akupun telah tertidur walaupun beberapa dering sms Hpku berbunyi. Namun, aku abaikan saja. Rasa ngantukku mengalahkan segalanya. Dalam alam mimpiku..satu-persatu wajah-wajah yang kurindukan itu muncul. Bapak-Ibuku…dengan kesederhanaannya silih berganti berputar-putar di alam maya itu. Segala aktivitas sehari-hari yang dilakukannya di rumah, juga masuk ke alam mimpiku. Lalu kemudian, muncul sosok wajah yang teduh, dengan janggut tipis dagunya. Ya! itu kakakku, tapi entah kenapa, di alam itu aku bertengkar dengannya. Dan pertengkaran ini, adalah pertengkaran yang sangat hebat!! Kamipun baku hantam, saling pukul, walaupun aku tidak merasa sakit. Sampai aku berteriak!! Berteriak dengan lantang!! Sangat keras suaraku sepertinya. Walaupun tidak terdengar dengan lantang suaraku itu.
Tapi saat teriakkan itu tidak ada gunanya, aku menangis dan entah di mana saat itu. Aku terisak berulang kali. Sepertinya di suatu tempat, di mana tidak ada orang lain selain diriku. Aku sendirian.. ku lihat di sekelilingku, sepi..sunyi.. ya aku memang sendiri..aku kesepian. Semakin menjadi-menjadi tangisku..aku terisak..isak, menangis tersedu-sedu.. Aku merasa bersalah yang tidak ada alasannya. Atau aku ingin menyalahkan siapa, aku juga tidak tahu. Sampai aku membuka kedua mataku, sampai ruhku kembali menyatu dengan jasadku. Aku masih menangis, entah kenapa..sampai di alam sadarpun aku menangis.

Hati ini masih terasa pilu, sendu . Bulir-bulir air mata itu mengalir deras di sisi-sisi indra penglihatanku.Aku tidak ingat, kapan terakhir aku menangis. Mungkin sudah cukup lama. Ku ambil selimutku lalu kututupkan ke wajahku. Berharap agar hatiku lebih tenang, jiwaku lebih rileks lagi. Aku bangkit dari tempat tidurku, masih dalam keadaan bingung, masih dalam wajah sedih dengan mata yang basah. Aku bertanya pada diriku,kenapa aku menangis??


Ku setel murottal dari laptop bututku. Kupilih surah An-nisa’ dan Yassin dari Qiro’ Al-Ghomidi. Kudengarkan lantunan ayat-ayat kauliyah Allah, begitu menenangkan, begitu menyejukkan. Sedikit demi sedikit, tubuhku mulai tenang. Semuanya kembali normal. Walaupun pikiranku masih penuh tanya. Memang hari ini tanggal 8 februari 2007. Genap 21 tahun sudah usiaku. Tidak sepatutnya aku menangis, seharusnya aku bahagia di hari miladku. Atau ini adalah tangis bahagia??


Dalam renunganku, aku masih bersyukur atas apa yang telah aku alami tadi. Aku bersyukur masih bisa untuk menangis. Dengan menangis bisa melembutkan hati. Dan sebaliknya,dengan banyak tertawa dapat semakin mengeraskan hati. Memoriku kembali berputar untuk mengingat apa yang aku dapatkan saat khutbah Jum’at di Masjid Kampus pada jum’at yang lalu. Bahwa salah satu obat hati adalah dengan mengingat mati. Mati?? Tepat 10 hari yang lalu, senin 29 Januari 2007 pukul 23.00 WIB aku di beri kabar oleh temanku SMA dulu di sekayu. Bahwa, sahabatku Islam Anggriani (adook) telah meninggal dunia, setelah koma selama 1 minggu lebih akibat kecelakaan maut yang menimpanya. Ajal tidak mengenal usia. Terakhir aku bertemu saat lebaran 1427 H yang lalu. Namun kini, beliau telah tiada. Sebuah tadzkiroh untukku. Obat hati agar selalu ingat dengan sang Rabbul izzati. Melembutkan hati setiap manusia sebagai makhluk yang lemah, dengan menangis..Menangislah..



Menangislah…bila harus menangis..
Karena kita, semua.. manusia..
(Air mata -- DEWA)

Thursday, February 08, 2007

Saya Masih Belajar...



Saya masih belajar
Bahwa hidup hanya sementara,
namun sering terpedaya olehnya.

Saya masih belajar
Menjadi orang sukses itu penting,
Tapi menjadi orang besar jauh lebih penting.

Saya masih belajar
Bahwa waktu itu adalah uang,
Tapi sering saya membuang-buangnya.

Saya masih belajar
Bahwa orang yang beruntung adalah orang yang mampu membuat hari esok lebih baik dari hari ini,namun sering saja saya menjadi makhluk yang merugi.

Saya masih belajar
Bahwa di saat kita berjama’ah, maka kita adalah “kita”.
Namun sering saja kita adalah “aku”.

Saya masih belajar
Bahwa menjadi bagian dari solusi adalah sebuah “solusi”.
Namun,emosi masih menghiasi.

Saya masih belajar
Bahwa menjadi sahabat adalah siap dijadikan tempat curhat.
Bahwa menjadi seorang kakak haruslah bijak.
Namun, ketika sahabat sekarat …
Namun, bijak hanyalah bersajak…

Saya masih belajar.
Bahwa bijaksana adalah proporsional dan juga profesional.
Namun, kadang semuanya menjadi sulit, tunduk karena ke-“nyata”-an menjelma menjadi ke-“maya”-an.


Saya masih belajar
Bahwa jangan melihat seorang dari penampilan luar saja,itu menipu..
Dekati dan pahamilah, walaupun tidak ada makhluk sempurna di dunia ini.

Saya masih belajar
Bahwa persahabatan sejati tidak akan lekang oleh waktu dan jarak yang jauh.
Dan yakinlah saya dan Anda akan bertemu di lain waktu.

Saya masih belajar
Bahwa hijaunya pematang dan birunya langit adalah bagian yang tidak terpisahkan.
Keindahan karena keAgungan-Nyalah yang menjadikannya tetap seimbang.

Saya masih belajar
Setiap tetes keringat yang menetes dari usaha keras yang dilakukan,tidak ada yang sia-sia.
Allah melihat proses keseluruhan usaha, maksimalkan ikhtiar, ikhlaskan do’a, menyerahkan hasil pada-Nya.

Saya masih belajar
Bahwa keikhlasan dalam beramal, membuat amal menjadi mudah tanpa terbebani.

Saya masih belajar
Bahwa kasih sayang tidak harus ditunjukkan dengan pengertian dan pengorbanan.

Saya masih belajar
Bahwa Allah itu maha luas kasih sayangNya
Bahwa Allah itu maha luas karuniaNya
Jadikan keistiqomahan sebagai penguatan

8 Februari 2007, dalam genap 21 tahun, barakallah..
jujur, saya masih belajar..