-AZZURRI-

langit biru mengharu... menggapai bulir-bulir rindu nan syahdu..

Saturday, October 14, 2006

warnai HIDUPmu, agar HIDUP penuh warna dan bermakna


"Temukan warna dirimu, merahkah? hijaukah? birukah?
Atau mungkin warna hasil perpaduan dari warna-warna di atas?
Atau juga mungkin sekompleks warnanya pelangi?
ME-JI-KU-HI-BI-NI-U!!
Merah, Jingga, Kuning, Hijau, Biru, Nila, Ungu-kah?
Tentu saja kita sudah pernah melihat pelangi,
sungguh sangat indah bukan?
Setelah warna dirimu telah kamu dapatkan,
maka sekarang adalah...
warnai hari-hari mu, dengan warna dirimu..
warnai detik-detikmu, dengan warna dirimu..
warnai menit-menitmu, dengan warna dirimu..
warnai HIDUPmu, dengan warna dirimu..
berusaha untuk mewarnai HIDUPmu,
agar HIDUP penuh warna dan lebih bermakna"

Wednesday, October 11, 2006

"OPOR AYAM"


Sore itu, aku berangkat ke masjid. Masjid Darul Husna namanya. Ku tunggangi motor biruku yang kata orang antik. Sepanjang perjalanan menuju masjid yang memang cuma 100 meter (s0) jaraknya itu, aku merasakan sesuatu yang beda. Tidak seperti biasanya. Aku menikmati perjalanan ini. Walaupun cuma 2-3 menitan saja waktunya (t). Pertanyaan nya adalah berapa kecepatan motor saya (v)?? uppsss.. bukan. (maaf, penulis lagi mencoba memutar memori masa smu dulu yang mana IPA telah mendarah daging, tapi eh.. kok malah kuliah di sospol ?) Bukan-bukan itu. Saya teruskan yah.. . Hampir sepanjang perjalanan, kurasakan sesuatu yang aneh itu. Sampai aku menapaki kaki kanan ini ke mesjid, tetap saja aku merasakannya. Dan aku menikmatinya.
Iqomahpun dikumandangkan oleh muadzin. Dalam lantunan iqomah itu, aku terlarut dalam memori yang sepertinya terus berusaha keras mengais dan menyingkap sebuah makna. Sampai akhirnya aku tersadar akan apa yang telah aku rasakan tadi. Sepanjang perjalanan tadi. Sebuah kerinduan.. Kerinduan yang mendalam akan kampung halaman. Ya!! aku baru saja menghirup aroma opor ayam!! sekali lagi opor ayam!! aggh.. Opor yang biasa dibuat oleh ibu di ruang kerja hariannya di dapur. Sampai akhirnya aku terjaga ketika sang Imam memerintahkan kami untuk meluruskan dan merapikan shaf2. Pfuih.. ku konsentrasikan, mencoba untuk khusyuk, menghadap Rabbku. Teriring takbiratul Ihrom yang lantang dari sang Imam, Allahu Akbar...