-AZZURRI-

langit biru mengharu... menggapai bulir-bulir rindu nan syahdu..

Friday, December 15, 2006

Herry-Haryadi menang karena iklan politik?



Dari 181.544 suara yang sah, sebanyak 111.700 (61,5 persen) suara yang memilih pasangan Herry-Haryadi, sedangkan pasangan Widharto-Syukri hanya memperoleh 69.844 (38,4 persen) suara saja. Sehingga telah dipastikan bahwa pasangan Herry-Haryadi akan memimpin kembali kota Jogja sebagai walikota dan wakil walikota selama 5 tahun kedepan. Dari penghitungan akhir yang dilakukan oleh KPUD Jogjakarta ini, kembali menunjukkan harapan besar masyarakat Jogja terhadap kepemimpinan Herry-Haryadi nantinya selama menjabat. Dan tentunya kemenangan ini adalah amanah rakyat yang harus diemban nantinya. Selamat!!. Terlepas kemenangan yang diraih pasangan Herry-Haryadi ini karena mesin politiknya, visi-misi yang diusung ke depan dan lain sebagainya, namun menurut pengamatan saya kemenangan ini tidak terlepas dari peran kreativitas ide yang dituangkan lewat iklan politiknya.

Apa yang dilakukan oleh pasangan ini dalam mengemas kampanyenya melalui iklan-iklan yang menarik, elegan atau dalam dunia marketing ini adalah iklan soft sell merupakan langkah yang tepat. Jogjakarta sebuah kota yang telah mengakar kreativitas seninya akan sangat mudah menerima dan memahami dengan kampanye-kampanye iklan seperti ini. Sehingga tidak heran bila space billboard di stadion kridosono, perempatan Mirota kampus, Jl. Prof. Yohannes, jalan layang perempatan UKDW, dan beberapa tempat strategis lainnya telah dibeli untuk dijadikan wahana kampanyenya. Dan itu tidak murah memang, tapi sangat efektif. Efektif? Ya, coba hitung dari seluruh bentuk media kampanye yang tertempel di tembok-tembok, diantara gang-gang, terpasang di perempatan-perempatan jalan, tiang listrik, dan lainnya, maka akan terlihat bahwa media kampanye pasangan Widharto-Syukri lebih banyak dan massif, tapi mereka harus mengakui keunggulan pasangan lawan dalam perolehan suara.

Dari hasil pengamatan saya bahwa memang pasangan Herry-Haryadi ini telah membuktikan jati dirinya adalah sebagai seorang pengusaha. Mereka jadikan aktivitas kampanye ini adalah aktivitas pemasaran yang telah akrab mereka geluti selama ini. Teori pemasaran dan aplikasinya telah mereka terapkan. Deretan keberhasilan mereka membesarkan perusahaan dalam memenangkan persaingan untuk merebut hati konsumen, dibuktikan kembali keberhasilannya memenangkan pilkada 2006 dalam merebut hati masyarakat untuk kembali memberikan kepercayaan kembali memimpin kota Jogja. Iklan yang kreatif, media efektif dan pencitraan melalui PR (Public Relation) yang baik, lengkap sudah prasyarat memenangkan persaingan. Prasyarat utama yang tertuang dalam Integrated Marketing Communication (Komunikasi Pemasaran Terpadu). Intinya adalah serius!! Mereka serius menggarap agenda ini. Mereka menganggap bahwa agenda akbar politik ini harus mendapat perhatian lebih.

Ya, itu cerita indah kemenangan pasangan Herry-Haryadi. Namun cerita indah ini belum menyurutkan kegelisahan saya selama ini. Kegelisahan seorang mahasiswa advertising Universitas Gadjah Mada Yogyakarta. Kritik yang masih terbungkus rapi ini akan saya sampaikan sekarang. Kritik terhadap kinerja pemerintah baik itu pusat ataupun daerah/kota yang mengecewakan dalam membangun komunikasi, bersosialisasi, mengedukasi dalam kampanye-kampanye program pemerintah kepada masyarakat bawah. Kampanye anti narkoba, kampanye hemat listrik, sosialisasi pencegahan demam berdarah dengan 3M-nya, kampanye menghindari seks bebas, kampanye memakai helm standard, gemar membaca, budaya hidup bersih dan sehat dan kampanye-kampanye lainnya saya katakan nilai seninya masih sangat rendah. Kurang kreatif, tidak efektif, dan terakhir tidak SERIUS!!. Seolah-olah hanya sebuah pelunasan dari program-program pemerintah semata.

Tidak perlu saya mencontohkan bagaimana kreativitas iklan “tanya kenapa”-nya A-Mild, terlalu jauh. Contoh terdekat dan masih hangat seperti yang telah saya sampaikan pada 3 paragraf awal. Iklan politik pasangan Herry-Haryadi yang menghibur, kreatif, dan inovatif akan memberikan efek baik dari masyarakat yang melihat. Karena iklan yang efektif paramaternya adalah mampu mengajak khalayak yang melihat/menonton memberikan attention (perhatiannya), interest (ketertarikannya), desire (hasratnya), dan action (aksi nyata) terhadap apa yang disampaikan dalam iklan.

Tinggal pertanyaannya adalah “sudah seriuskah pemerintah dalam menangani permasalahan-permasalahan yang ada dalam masyarakat?” Keseriusan yang tidak hanya mencari solusi terbaik dari setiap permasalahan tapi juga keseriusan dalam membangun komunikasi yang baik serta kreatif dalam bersosialisasi dan mengedukasi kepada masyarakat bawah adalah penunjang keberhasilan program-program pemerintah. Saya berharap kepada Kang Herry dan Kang Haryadi mampu memenangkan dalam merebut dan menggugah masyarakat untuk melawan Narkoba, menghindari seks bebas, budaya hidup sehat dan bersih, budaya untuk gemar membaca dan lainnya sebagaimana memenangkan Pilkada yang baru saja digelar. Salam reklame!!

0 Comments:

Post a Comment

Subscribe to Post Comments [Atom]

<< Home